Peluang dan Tantangan Kaltim Tahun Depan
CATATAN Oleh: Suharyono Soemarwoto
Suharyono Soemarwoto
PROKAL.CO, SELAIN faktor makroekonomi dan investasi, masih ada beberapa aspek yang turut menghadapi risiko sekaligus peluang pada tahun depan. Salah satu yang paling vital adalah terkait sumber daya manusia.
The right man on the right place. Inilah kata yang tepat untuk mengelola ekonomi Kaltim pada masa mendatang. BUMD maupun BUMDes harus dikelola oleh para pelaku bisnis yang sudah teruji keberhasilannya. Pimpinan perusahaan di daerah tak cukup hanya profesional di bidangnya, namun juga harus berorientasi pada profit serta tidak membebani APBD.
Dalam rekrutmen SDM, terutama manajemen puncak harus dilakukan melalui lelang terbuka dan hanya orang yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Menurut hemat kami, akan lebih tepat guna kalau merekrut para praktisi ahli yang jejak rekam dan prestasinya sudah teruji.
Orientasinya harus pada prestasi dan profit. Bukan mengakomodasi kroni-kroni. sehingga ke depan, perusda dapat berpacu lebih kencang dan inovatif untuk meraih keuntungan dalam kancah investasi dan bisnis yang sangat kompetitif.
Perusda pun harus out of the box. Tidak terbelenggu beban-beban birokrat, sehingga fokus dan on the track pada
urusan bisnis. Para pengisi posisi tersebut juga harus visioner, dan menjadi inovator utama penggerak semua unit bisnis, serta berorientasi pada nilai-nilai, keuntungan besar, dan keberlanjutan perusahaan.
Pemprov Kaltim, sependek pengetahuan penulis, memiliki tujuh perusda. Termasuk PT BPD Kaltim-Kaltara, serta perusda-perusda lain di beberapa bidang. Perusahaan-perusahaan ini harus digenjot untuk menghasilkan profit yang maksimal agar sokongan kepada pendapatan daerah juga meningkat.
Secara umum, semua lini bisnis perusda punya prospek baik, seiring dibangunnya infrastruktur perekonomian. Mulai jalan tol, pelabuhan, bandara, kawasan ekonomi, pasar, bendungan, serta infrastruktur lain.
Sebagai ilustrasi, kita bisa simak kembali pada tahun 2016 lalu. Sokongan Perusda/BUMD baru sebesar 3,4 persen dari total Rp 3,9 triliun PAD Kaltim. Porsi terbesar, 98 persen, itu dari profit BPD Kaltim (sekarang BPD Kaltim-Kaltara). Sedangkan enam perusda lainnya masih jauh dari harapan.
Di sisi lain, sumber PAD terbesar Kaltim masih mengandalkan penerimaan pajak, dengan kontribusi lebih dari 74 persen. Dana perimbangan yang dulunya menjadi primadona pun, ternyata beberapa tahun terakhir menurun nilainya.
Upaya terobosan harus dilakukan pemda untuk merekrut para pengelola manajerial Perusda. Yakni mereka yang berasal dari selain aparatur sipil negara (ASN). Profit oriented dan merger perusahaan yang tidak sehat dan membuat perusda baru merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan.
Terkait Perusda/BUMD harus ada perubahan yang revolusioner, menyangkut desain dan prinsip organisasi, budaya kerja, orientasi strategi bisnis, sumber-sumber, SDM, dan kebijakan penempatan karyawan. Budaya kerja yang bersifat birokratik, harus berubah menjadi budaya prestasi dan entrepreneur andal.
Sejalan dengan itu, Kaltim harus memerhatikan indeks pembangunan manusia (IPM), sebagai acuan utama kualitas SDM. Pendidikan 12 tahun gratis harus benar-benar diwujudkan, sekaligus menyiapkan bibit unggul untuk pendidikan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri dengan APBD maupun sponsorship dari industri, dalam bentuk tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility.
Terkait peningkatan kualitas SDM, harus diperbanyak jumlah sekolah-sekolah dan perguruan tinggi unggulan. Agar rakyat mudah mendapatkan akses pendidikan yang bermutu tinggi dengan biaya yang terjangkau. (**/man/k15/habis)